Gabung ! Bersama Kami... DPP PWOI | Tentang Kami | Kontak Kami | Sign Up | Sign In

Jumat, 13 Februari 2015

Mahasiswa PTIK Kuliah Sehari di RCTI

JAKARTA - Hubungan media dengan penegak hukum bertalian erat. Media membutuhkan konfirmasi atas berbagai peristiwa. Sebaliknya, penegak hukum perlu menyosialisasikan berbagai kebijakan dan kinerja mereka.

Hal tersebut mengemuka dalam diskusi antara rombongan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dengan redaksi RCTI, hari ini. Dalam diskusi tersebut, mahasiswa PTIK menyampaikan berbagai cerita, pertanyaan hingga keluh kesah tentang media dan kinerja kepolisian.

Salah seorang mahasiswa berseragam coklat-coklat tersebut menyoroti hubungan media dengan Hak Asasi Manusia (HAM). "Kenapa media hanya menyoroti jeleknya polisi, padahal tugas polisi, kan, berat," ujar polisi wanita berambut pendek.

Cerita serupa disampaikan polisi wanita lainnya. Dia bercerita, ketika ditugaskan di Aceh, dia sering mengejar anggota GAM ke dalam hutan hingga berhari-hari tidak pulang.

"Tetapi yang diberitakan justru sosok saya sebagai wanita yang menjadi polisi. Padahal akan lebih baik jika menayangkan kinerja ketimbang profil diri saya," tuturnya.

Umumnya, para mahasiswa PTIK ini ingin tahu tentang mekanisme pemberitaan dan wawancara media. Wakil Pemimpin Redaksi RCTI Eddy Suprapto menyatakan, dalam bekerja, awak media mengikuti rambu-rambu UU Pers dan UU Penyiaran. Dia juga menyarankan agar kepolisian membangun komunikasi dengan wartawan supaya terjalin hubungan layaknya teman.

"Ada baiknya teman-teman polisi mengajak teman-teman reporter untuk mengobrol dan nongrong bareng. Seperti teman," kata Edi di MNC Plaza, Kebon Sirih, Jakarta, Jumat (13/2/2015).

Menurut Dosen PTIK, Dr Yundini Erwin, kunjungan ini merupakan bagian dari mata kuliah dua SKS di PTIK dengan materi HAM, Polisi dan Media. Perkuliahan juga diikuti mahasiswa/i PTIK dari sejumlah daerah seperti Sumatera Selatan, NTT, Maluku, Bengkulu, Kalimantan Selatan melalui skype.

Dia berharap, mahasiswa mendapat prespektif HAM dari media secara langsung. "Banyak hal masih jadi pertanyaan kami misalnya bagaimana keberpihakan media terhadap peristiwa yang menimpa aparat keamanan. Misalnya polisi yang cedera berat ketika berlangsung demonstrasi jarang diangkat media. Karena sama dengan yang lain, aparat polisi juga manusia," ujar Yundini.

Usai berdiskusi, rombongan diajak berkeliling kantor redaksi RCTI untuk melihat kinerja media di balik layar.

"Semoga ke depannya kerjasama yang baik antara kepolisian dan media massa lebih solid agar mendapat berita-berita yang up to date mengenai apa yang kami (polisi) lakukan selama ini," kata salah satu mahasiswa PTIK, Indra Priatomo.
(rfa)
Share this article now on :
 
PWO SULSEL | PWO BANDUNG | PWO BENGKULU | PWO SEMARANG | PWO BANTEN